Rabu, 23 Desember 2009 di STEI Tazkia diadakan acara perdana SISKA. SISKA (Silaturahim dan Kajian) ini merupakan acara yang bermaksud untuk mempererat silaturrahmi antar pengurus KSEI yang ada di komsat Bogor. Siska yang perdana ini dihadiri utusan masing-masing KSEI yang ada di komsat Bogor, mulai dari utusan IPB, UIKA dan Tazkia sendiri. Dalam acara ini diisi kajian yang bertema “OUTLOOK Perbankan Syariah 2010 “. Kajian ini diisi oleh dua pembicara : Aam Slamet Rusydiana, S.EI ( sebagai pihak yang pesimis ) dan Abdul Wahid Alfaizin ( sebagai pihak yang optimis ).
Kajian diawali dengan pemaparan data-data yang mengarah kepada lambannya perkembangan perbankan syariah dari tahun ke tahun oleh sdr. Aam slamet. Menurutnya perbankan syariah yang saat ini hanya memiliki asset 2%, pada tahun 2010 tidak akan bisa mencapai 5%. Fakta lain yang dikemukakan adalah melihat dari NPF ( non performing financing ) bank syariah selama tahun 2009 lebih dari 5 %, yang berarti merupakan ciri-ciri ketidaksehatan sebuah bank. Sikap pesimistis ini didukung oleh kenyataan bahwa setelah diteliti ternyata instrument-instrumen perbankan syariah tidak mempunyai pengaruh besar terhadap penanganan inflasi dan GDP.
Setelah pemaparan dari pihak yang pesimistis, kajian selanjutnya adalah pemaparan dari pihak yang optimis terhadap perkembangan bank syariah oleh sdr. Abdul Wahid. Tidak mau kalah dengan pembicara yang pertama, dalam pemaparannya sdr. Abdul Wahid memberikan suatu bukti sejarah bahwa perbankan syariah pada saat krisis 1999 dapat menjadi sebuah solusi pada saat itu, lantas kenapa kita harus pesimis. Data yang diungkap oleh pembicara kedua adalah BOPO perbankan syariah lebih kecil daripada BOPO perbankan konvensional. Hal ini membuktikan bahwa perbankan syariah itu lebih efisien daripada perbankan konvensional.
Debat antara dua pembicara ini semakin memanas setelah moderator memberikan kesempatan pada audience untuk memberikan komentar. Pada awalnya komentar banyak diajukan untuk sdr. Abdul Wahid yang berarti mulai timbul keraguan dalam benak audience, mungkinkah perbankan syariah akan berkembang dengan pesat pada tahun 2010, melihat data-data yang dipaparkan oleh sdr. Aam Slamet.
“Mengapa tidak” ujar saudara Wahid. Menurut data time saries yang ada menjelaskan bahwa pertumbuhan perbankan syariah searah dengan pertumbuhan GDP. Ketika GDP naik, maka perbankan syariah juga mengalami kenaikan yang signifikan. Sedangkan menurut proyeksi IMF, pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami peningkatan di tahun 2010 yaitu 3,1. Meski pada tahun 2009 mengalami kontraksi yaitu -1,1 akibat krisis global. Selain itu, pada tahun 2010 akan ada pemain baru lagi yang cukup potensial yaitu BNI syariah dan BCA syariah. Belum lagi Perbankan syariah sudah memiliki kepastian hukum dengan disahkannya UU No.21 tahun 2008. Regulasi yang ada pun sudah semakin kondusif. Di antaranya adalah dengan adanya UU No. 42 tahun 2009 tentang PPN, yang akan efektif berlaku pada tanggal 1 April 2010.
Beberapa kritikan-kritikan dilontarkan sdr. Aam terhadap pemaparan sdr. Wahid antara lain, sdr.Wahid tidak menggunakan data-data yang valid dalam pemaparannya. “ Pemaparan sdr Wahid menggunakan ayat dan hadist saja, sehingga tidak dapat diterima oleh kaum non muslim yang tidak percaya dengan Al-quran. Seharusnya saudara juga menggunakan data-data dan analisis-analisis yang ilmiah” ucapnya.
Kajian ditutup dengan kembali pada kaedah ushul fiqh “ maa laa yudriku kulluhu walaa yutraku kulluhu “apa yang tidak dapat dicapai secara keseluruhan bukan berarti harus ditinggalkan seluruhnya”. Saat ini masih banyak kekurangan dalam perbankan syariah, tapi hal ini jangan dijadikan alasan untuk mundur dan mengatakan perbankan syariah sulit untuk ditegakkan. Justru disitulah peran kita sebagai pejuang ekonomi Islam untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. “Bukankah orang optimis itu memandang sebuah kelemahan menjadi sebuah tantangan yang harus ditaklukkan“ ucap sdr. Wahid.
Sabtu, 09 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar